Senin, 17 September 2012

Bermain Kotor-kotoran Baik Bagi Kesehatan Anak?

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Bermain Kotor-kotoran Baik Bagi Kesehatan Anak?
Ilustrasi
Artikel Informasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Bermain Kotor-kotoran Baik Bagi Kesehatan Anak? - Rasa ingin tahu yang besar membuat balita gemar menyentuh berbagai hal, termasuk apa yang orang dewasa anggap kotor. Sebenarnya, sejauh apa anak boleh dibiarkan bermain kotor-kotoran?

Berbagai penelitian membuktikan, membiarkan balita terpapar kuman justru bisa melindungi mereka dari penyakit alergi dan asma di kemudian hari. Dasar pemikiran tersebut disebut juga dengan "hipotesa higienis".

Menurut hipotesa higienis, anak yang sejak kecil jarang terpapar bakteri, parasit, atau virus, saat dewasa mereka lebih rentan terkena alergi, asma, dan penyakit autoimun.

Fakta lain juga menyebutkan anak-anak yang memiliki saudara, besar di lingkungan pertanian, serta berada di tempat penitipan anak (day care) sejak dini, lebih jarang terkena alergi.

Seperti halnya otak bayi yang butuh stimulasi, masukan, dan interaksi agar tumbuh kembangnya sempurna, sistem kekebalan tubuh anak juga akan menjadi kuat oleh paparan kuman setiap hari sehingga si tentara imun bisa belajar, beradaptasi, dan membuat pengaturan sendiri.

Mengenai kuman apa yang bisa bermanfaat untuk sistem kekebalan tubuh si kecil, memang belum jelas, tetapi penelitian terbaru memberikan petunjuk.

Dalam penelitian yang dilakukan Thom McDade PhD, direktur laboratorium Human Biology Research di Universitas Northwestern, anak-anak yang terpapar kotoran hewan dan menderita diare sebelum berusia dua tahun, memiliki insiden inflamasi di tubuh lebih sedikit saat mereka dewasa.

Inflamasi sendiri dikaitkan dengan penyakit kronik seperti penyakit jantung, diabetes, dan Alzheimer.

"Pemahamannya sudah bergeser dari sistem imun yang terkait dengan alergi dan penyakit autoimun, tetapi juga perannya yang penting dalam inflamasi dan penyakit degeneratif lainnya," kata McDade.

Senada dengan McDade, menurut Martin Blaser, prosefor penyakit dalam dari Universitas New York, kebanyakan kuman yang ada di sekitar atau pun yang hidup dalam tubuh kita bukan cuma tak berbahaya tapi juga sudah bersama kita sejak jutaan tahun.

Namun seiring dengan perubahan perilaku manusia, beberapa jenis mikroba, seperti yang tinggal di dalam usus, menjadi berkurang bahkan hilang. "Hilangnya mikroba itu memberi akibat, ada yang baik ada yang buruk," kata Blaser.

Ketakutan para orangtua yang diwujudkan dengan menjaga lingkungan anak sehigienis mungkin menurut Blaser akan menghilangkan kesempatan mereka terpapar mikroorganisme alami yang sebenarnya baik untuk sistem imun. Ditambah lagi dengan penggunaan antibiotik, yang malah membuat kita lebih lemah.

Lantas, apa yang perlu dilakukan orangtua? Blaser merekomendasikan agar orangtua dan dokter lebih bijaksana dalam memberikan antibiotik pada anak. Penggunaan yang berlebihan justru akan melemahkan kekebalan tubuh anak melawan penyakit.

Menjaga kebersihan memang penting, tetapi McDade menyarankan agar orangtua tidak terobsesi pada kebersihan. "Tidak semua hal perlu dicuci atau disterilkan," katanya. - Bermain Kotor-kotoran Baik Bagi Kesehatan Anak?.

Menyusui Menjadikan Payudara Tetap Sehat

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Menyusui Menjadikan Payudara Tetap Sehat
Menyusui
Artikel Informasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Menyusui Menjadikan Payudara Tetap Sehat - Bagi kebanyakan perempuan, payudara termasuk salah satu aset yang paling berharga untuk menunjang penampilan. Gaya hidup yang tidak sehat bisa membuatnya kelihatan lebih cepat tua, sedangkan sering menyusui akan membuatnya awet muda.

Sebuah penelitian yang mengamati 161 pasangan kembar menunjukkan bahwa tampilan buah dada dipengaruhi oleh gaya hidup. Riwayat merokok, minum alkohol dan melahirkan terlalu sering bisa membuat payudara cepat kendur dan tampak lebih cepat tua.

Sementara itu, riwayat menyusui anak justru membuatnya awet muda alias tampak kencang lebih lama. Faktor lain yang bisa membantu menjaga payudara tetap awet muda menurut penelitian ini adalah mengoleskan pelembab setiap hari dan melakukan terapi sulih hormon.

Karena diamati pada pasangan kembar identik, maka faktor genetik bisa dikesampingkan terkait adanya perbedaan penampilan payudara. Adanya perbedaan antara payudara yang tampak awet muda dan lebih tua dalam penelitian ini lebih dipengaruhi lingkungan dan gaya hidup.

"Idenya adalah mereka memiliki kesamaan genetik. Jika kita melihat perbedaan, maka itu lebih karena pengaruh lingkungan," kata Hooman T Soltanian dari University Hospital Case Medical Center yang melakukan penelitian tersebut seperti dikutip dari CBS News, Rabu (5/9/2012).

Selain rokok dan alkohol, faktor lain dalam penelitian ini yang membuat payudara lebih cepat tua adalah indeks massa tubuh yang terlalu besar alias gemuk. Ukuran bra yang terlalu besar juga membuat payudara perempuan lebih cepat kendur dibanding pasangan kembarnya.

Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan payudara, diharapkan para permepuan bisa mengurangi kebutuhan untuk melakukan operasi memperbaiki payudara. Persatuan bedah plastik Amerika Serikat memperkirakan, 316.848 perempuan memperbesar payudaranya lewat operasi para 2011. - Menyusui Menjadikan Payudara Tetap Sehat.

Rabu, 12 September 2012

5 Tips Merawat Kesehatan Gigi Bayi

Artikel Informasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 5 Tips Merawat Kesehatan Gigi Bayi
Ilustrasi
Artikel Informasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 5 Tips Merawat Kesehatan Gigi Bayi - Kondisi gigi seseorang harus dirawat sejak dini bahkan sejak pertama kali tumbuh gigi. Jika gigi telah rusak sejak bayi, akan sulit untuk memperbaiki dan memulihkannya ketika dewasa. Oleh karena itu, jagalah kondisi kesehatan gigi bayi bayi Anda dengan langkah yang tepat.

Seperti dilansir mom.me, Kamis (30/8/12) berikut 5 hal yang perlu Anda perhatikan untuk menjaga kesehatan gigi bayi:

1. Melindungi gigi bayi dengan fluoride

Fluoride umumnya hadir dalam air minum yang dapat melindungi gigi dari kerusakan dan membantu menyembuhkan kerusakan dini. Tanyakan pada dokter gigi atau dokter anak apakah air yang Anda konsumsi mengandung fluoride. Dokter mungkin juga akan meresepkan tetes fluoride untuk bayi.

2. Memeriksa dan membersihkan gigi bayi

Begitu gigi bayi tumbuh, bersihkan giginya setidaknya sekali sehari dengan kain yang bersih dan lembut atau sikat gigi bayi. Waktu terbaik untuk membersihkan gigi bayi adalah sebelum tidur. Jika terlihat bintik-bintik atau noda pada gigi bayi, segera periksakan ke dokter sebelum terlambat dan gigi bayi rusak.

Ketika anak telah menginjak usia 2 tahun, mulailah menyikat gigi anak dengan menggunakan pasta gigi seukuran kacang yang mengandung fluoride. Anak di usia balita tidak mampu menggosok giginya sendiri hingga usia 7 atau 8 tahun, sehingga Anda perlu membantunya untuk memastikan gigi anak tetap sehat.

3. Memberikan makanan bayi yang sehat

Pilih makanan yang tidak memiliki banyak gula di dalamnya. Berikan anak Anda buah-buahan dan sayuran, hindarilah memberikan permen dan cookies.

4. Mencegah kerusakan gigi bayi karena botol susu


Jangan membiarkan anak tidur pada malam atau siang hari dengan kondisi menghisap susu dari botol karena dapat merusak gigi. Jika anak tidak bisa tidur tanpa menghisap botol susu, isilah botolnya hanya dengan air putih saja.

Susu, jus dan minuman manis lainnya seperti soda mengandung gula. Mengisap botol yang diisi dengan cairan manis dapat menyebabkan kerusakan gigi. Jika bayi menggunakan empeng, jangan mencelupkannya ke dalam sesuatu yang manis seperti gula atau madu.

Untuk mengurangi ketergantungan dengan botol susu, ajarkan pada anak untuk minum dari gelas pada usia 1 tahun.

5. Memeriksakan kondisi anak ke dokter gigi

Periksakan gigi anak ke dokter gigi mulai dari usia satu tahun untuk mendeteksi kerusakan gigi sejak dini. Membiasakan anak akrab dengan dokter gigi sejak kecil juga dapat membuat anak tidak takut untuk memeriksakan kondisi giginya hingga dewasa kelak. - 5 Tips Merawat Kesehatan Gigi Bayi.

Selasa, 11 September 2012

Manfaat Lemak Omega 3 Untuk Meningkatkan Kemampuan Otak Anak

Artikel Informasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Manfaat Lemak Omega 3 Untuk Meningkatkan Kemampuan Otak Anak
Omega 3 Pada Daging Ikan
Artikel Informasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Manfaat Lemak Omega 3 Untuk Meningkatkan Kemampuan Otak Anak - Masa kanak-kanak adalah saat belajar dan berkembang termasuk dalam kemampuan membacanya. Jika si kecil memiliki masalah dalam hal membaca, cobalah memberikan omega-3 yang ada dalam minyak ikan.

Studi menemukan anak-anak yang memiliki keterampilan membaca tidak terlalu baik akan mengalami peningkatan sebesar 20 persen dalam waktu 3 minggu sejak diberikan asam lemak omega-3 dari minyak ikan maupun beberapa jenis ganggang.

Para ilmuwan dari Oxford University memberikan 600 mg asam lemak omega 3 untuk anak usia 7-9 tahun setiap harinya selama 16 minggu, dan diketahui kemampuan membaca anak-anak ini meningkat.

"Hasil ini menunjukkan konsumsi omega-3 DHA meningkatkan kinerja membaca dan membantu anak-anak mengejar ketinggalannnya dengan kelompok sebaya mereka," ujar Dr Alex Richardson, peneliti senior dari Centre for Evidence-Based Intervention di Oxford University, seperti dikutip dari Dailymail, Senin (10/9/2012).

Studi yang didanai oleh DSM Nutritional Lipid ini dilakukan secara mandiri oleh Oxford University. Didapatkan kelompok anak yang awalnya memiliki kemampuan membaca rendah berhasil meningkat setelah konsumsi omega-3 secara rutin.

Sementara itu Paul Montgomery, Professor of Psychosocial Intervention di Centre for Evidence-Based Intervention, Oxford University menuturkan dalam studi sebelumnya telah diketahui manfaat omega-3 ini bisa membantu anak dengan kondisi seperti ADHD, gangguan disleksia dan koordinasi perkembangan.

Membaca adalah salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh anak, untuk mengasah kemampuannya dibutuhkan latihan. Untuk itu selain memberikan asupan omega-3 secara teratur, anak juga perlu terus dilatih agar kemampuan membacanya makin meningkat. - Manfaat Lemak Omega 3 Untuk Meningkatkan Kemampuan Otak Anak.

Minggu, 09 September 2012

4 Zat Berbahaya Dalam Makanan Yang Harus Dihindari Ibu Hamil

Artikel Informasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 5 Zat Berbahaya Dalam Makanan Yang Harus Dihindari Ibu Hamil
Ilustrasi
Artikel Informasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 4 Zat Berbahaya Dalam Makanan Yang Harus Dihindari Ibu Hamil - Seorang calon ibu harus lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatannya ketika hamil, karena perkembangan anak telah ditentukan sejak kehamilan. Ibu hamil juga harus pilih-pilih soal makanan karena makanan yang mengandung zat kimia tambahan atau aditif tertentu dapat berakibat buruk bagi kondisi kehamilan dan janin.

Berikut 4 macam zat aditif dalam makanan yang berbahaya jika dikonsumsi oleh wanita hamil, seperti dilansir naturalnews, Sabtu (8/9/12) antara lain:

1. Pemanis buatan

Beberapa jenis pemanis buatan baru-baru ini juga ditemukan dalam permen karet, minuman ringan, camilan dan bahkan makanan sehat seperti yoghurt sekalipun. Tubuh tidak dapat mengenali zat yang terkandung dalam pemanis buatan, sehingga ketika proses metabolisme tubuh mengolah zat asing tersebut akan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan.

Efek berbahaya dari pemanis buatan termasuk sakit kepala, pusing, kejang, gangguan penglihatan, dan stroke. Hal ini tentu saja dapat membahayakan kondisi seseorang yang sedang hamil.

Indikator umum bahwa produk makanan tertentu mengandung pemanis buatan adalah dengan memberikan label 'tanpa gula' atau 'diet'. Meskipun terlalu banyak gula buruk bagi kesehatan, tetapi gula jauh lebih baik bila dibandingkan dengan pemanis buatan.

2. Monosodium glutamat (MSG)

MSG adalah penyedap rasa yang umumnya digunakan dalam masakan seperti sup, makanan ringan seperti keripik dan lain sebagainya. Zat aditif ini dikategorikan sebagai eksitoksin, yang menyebabkan sel-sel otak menjadi hiperaktif dalam aktivitasnya untuk berkomunikasi dengan sel-sel lain.

MSG telah terbukti dapat meningkatkan risiko terhadap kanker, penyakit jantung, obesitas, dan gangguan perilaku yang berbahaya jika dikonsumsi oleh orang yang sedang hamil.

Sayangnya, untuk mengenali adanya kandungan MSG dalam makanan kemasan cukup sulit karena disamarkan dalam banyak nama. Cara terbaik untuk menghindari MSG adalah menghindari makanan cepat saji, makanan olahan dan makanan kemasan yang memiliki rasa gurih yang terlalu kuat.

3. Nitrat

Nitrat adalah zat aditif yang seringkali digunakan dalam daging, hot dog, dan sejenisnya. Ketika daging yang mengandung nitrat dimasak, akan dilepaskan suatu senyawa karsinogenik yang telah diketahui berhubungan dengan berbagai macam kanker.

Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi bahan kimia ini selama kehamilan meningkatkan risiko yang lebih tinggi terhadap tumor otak pada anak. Nitrat awalnya digunakan untuk mengawetkan daging dan mencegah botulisme.

Tetapi para produsen daging kini menggunakannya untuk memberi warna sedikit kemerahan untuk menarik minat beli pelanggan. Berhati-hatilah dalam berbelanja daging dengan berbelanja di pasar lokal yang mungkin lebih aman.

4. Pestisida

Buah dan sayuran yang dijual secara komersial, umumnya dirawat dengan menggunakan pestisida dan herbisida oleh para petani agar mendapatkan hasil yang banyak dan bagus. Tetapi, bahan kimia ini dapat memiliki efek berbahaya pada janin, terutama selama tahap perkembangan.

Cara terbaik untuk menghindari hal ini adalah makan buah-buahan dan sayuran organik, menggunakan air filter karbon untuk menghilangkan zat aditif dari air minum, dan memilih untuk tidak menggunakan insektisida untuk membersihkan rumah dari serangga. - 4 Zat Berbahaya Dalam Makanan Yang Harus Dihindari Ibu Hamil.